‘mikrofilaria’
Cara Penularan Penyakit Kaki Gajah/Filariasis
CARA PENULARAN FILARIASIS :
Seseorang bisa tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang tersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yg mengandung larva stadium III (L3), nyamuk mendapat mikrofilaria karena menggigit/menghisap darah dari penderita filariasis (manusia atau hewan) yang mengandung mikrofilaria.
SIKLUS PENULARAN FILARIASIS:
1. Tahap perkembangan dalam tubuh nyamuk ( vektor ).:
a. Saat nyamuk (vektor) menghisap darah penderita (mikrofilaremia) beberapa mikrofilaria ikut terhisap bersama darah dan masuk dalam lambung nyamuk.
2. Setelah berada dalam lambung nyamuk, mikrofilaria melepas selubung, kemudian menerobos dinding lambung menuju ke rongga badan dan selanjutnya ke jaringan otot thoraks.
3. Dalam jaringan otot thoraks, larva stadium I (LI) berkembang menjadi bentuk larva stadium II (L2) dan selanjutnya berkembang menjadi stadium III (L3) yang efektif.
4. Waktu perkembangan dari L1 menjadi L3 disebut masa inkubasi ektrinsik, untuk spesies Wuchereria bancrofti antara 10-14 hr, Brugia malayi dan Brugia timori 7-10 hr. 5. St. LIII bergerak ke proboscis ( alat tusuk) nyamuk dan akan dipindahkan ke manusia pada saat nyamuk menggit.
6. Mikrofilaria didalam tubuh nyamuk hanya mengalami perubahan bentuk dan tidak berkembang biak (cyclicodevelopmental) sehingga diperlukan gigitan berulang kali utk terjadinya infeksi.
b. Tahap perkembangan dalam tubuh manusia dan hewan perantara ( hospes reservoir ) :
1. Didalam tubuh manusia St. L3 akan menuju sistem limfe dan selanjutnya tumbuh menjadi cacing dewasa jantan atau betina.
2. Melalui kopulasi, cacing betina menghasilkan mikrofilaria yg beredar dalam darah. Secara periodik seekor cacing betina akan mengeluarkan sekitar 50.000 larva setiap hari.
3. Perkembangan L3 menjadi cacing dewasa dan menghasilkan mikrofilaria W.bancrofti selama 9 bln dan B.malayi, B.timori selama 3 bulan di tubuh manusia.
4. Perkembangan seperti ini terjadi juga dalam tubuh hewan reservoar ( lutung dan kucing).
Seseorang bisa tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang tersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yg mengandung larva stadium III (L3), nyamuk mendapat mikrofilaria karena menggigit/menghisap darah dari penderita filariasis (manusia atau hewan) yang mengandung mikrofilaria.
SIKLUS PENULARAN FILARIASIS:
1. Tahap perkembangan dalam tubuh nyamuk ( vektor ).:
a. Saat nyamuk (vektor) menghisap darah penderita (mikrofilaremia) beberapa mikrofilaria ikut terhisap bersama darah dan masuk dalam lambung nyamuk.
2. Setelah berada dalam lambung nyamuk, mikrofilaria melepas selubung, kemudian menerobos dinding lambung menuju ke rongga badan dan selanjutnya ke jaringan otot thoraks.
3. Dalam jaringan otot thoraks, larva stadium I (LI) berkembang menjadi bentuk larva stadium II (L2) dan selanjutnya berkembang menjadi stadium III (L3) yang efektif.
4. Waktu perkembangan dari L1 menjadi L3 disebut masa inkubasi ektrinsik, untuk spesies Wuchereria bancrofti antara 10-14 hr, Brugia malayi dan Brugia timori 7-10 hr. 5. St. LIII bergerak ke proboscis ( alat tusuk) nyamuk dan akan dipindahkan ke manusia pada saat nyamuk menggit.
6. Mikrofilaria didalam tubuh nyamuk hanya mengalami perubahan bentuk dan tidak berkembang biak (cyclicodevelopmental) sehingga diperlukan gigitan berulang kali utk terjadinya infeksi.
b. Tahap perkembangan dalam tubuh manusia dan hewan perantara ( hospes reservoir ) :
1. Didalam tubuh manusia St. L3 akan menuju sistem limfe dan selanjutnya tumbuh menjadi cacing dewasa jantan atau betina.
2. Melalui kopulasi, cacing betina menghasilkan mikrofilaria yg beredar dalam darah. Secara periodik seekor cacing betina akan mengeluarkan sekitar 50.000 larva setiap hari.
3. Perkembangan L3 menjadi cacing dewasa dan menghasilkan mikrofilaria W.bancrofti selama 9 bln dan B.malayi, B.timori selama 3 bulan di tubuh manusia.
4. Perkembangan seperti ini terjadi juga dalam tubuh hewan reservoar ( lutung dan kucing).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar