Kamis, 03 November 2011

Pemeriksaan Rumple leed tes (tourniquet test)

PERCOBAAN PEMBENDUNGAN|
Rumple leed test adalah salah satu cara yang paling mudah dan cepat untuk menentukan apakah terkena demam berdarah atau tidak. Rumple leed adalah pemeriksaan bidang hematologi  dengan  melakukan pembendungan pada bagian lengan atas selama 10 menit untuk uji diagnostik kerapuhan vaskuler dan fungsi trombosit. Prosedur pemeriksaan Rumple leed tes yaitu:
  1. Pasang ikatan sfigmomanometer pada lengan atas dan pump sampai tekanan 100 mmHg (jika tekanan sistolik pesakit < 100 mmHg, pump sampai tekanan ditengah-tengah nilai sistolik dan diastolik).
  2. Biarkan tekanan itu selama 10 minit (jika test ini dilakukan sebagai lanjutan dari test IVY, 5 minit sudah mencukupi).
  3. Lepas ikatan dan tunggu sampai tanda-tanda statis darah hilang kembali. Statis darah telah berhenti jika warna kulit pada lengan yang telah diberi tekanan tadi kembali lagi seperti warna kulit sebelum diikat atau menyerupai warna kulit pada lengan yang satu lagi (yang tidak diikat).
  4. Cari dan hitung jumlah petechiae yang timbul dalam lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari fossa cubiti.
Catatan:
Jika ada > 10 petechiae dalam lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari fossa cubiti test Rumple Leede dikatakan positif. Seandainya dalam lingkaran tersebut tidak ada petechiae, tetapi terdapat petechiae pada distal yang lebih jauh daripada itu, test Rumple Leede juga dikatakan positif

‘mikrofilaria’

Cara Penularan Penyakit Kaki Gajah/Filariasis

CARA PENULARAN FILARIASIS :
Seseorang bisa tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang tersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yg mengandung larva stadium III (L3), nyamuk mendapat mikrofilaria karena menggigit/menghisap darah dari penderita filariasis (manusia atau hewan) yang mengandung mikrofilaria.
SIKLUS PENULARAN FILARIASIS:
1. Tahap perkembangan dalam tubuh nyamuk ( vektor ).:
a. Saat nyamuk (vektor) menghisap darah penderita (mikrofilaremia) beberapa mikrofilaria ikut terhisap bersama darah dan masuk dalam lambung nyamuk.
2. Setelah berada dalam lambung nyamuk, mikrofilaria melepas selubung, kemudian menerobos dinding lambung menuju ke rongga badan dan selanjutnya ke jaringan otot thoraks.
3. Dalam jaringan otot thoraks, larva stadium I (LI) berkembang menjadi bentuk larva stadium II (L2) dan selanjutnya berkembang menjadi stadium III (L3) yang efektif.
4. Waktu perkembangan dari L1 menjadi L3 disebut masa inkubasi ektrinsik, untuk spesies Wuchereria bancrofti antara 10-14 hr, Brugia malayi dan Brugia timori 7-10 hr. 5. St. LIII bergerak ke proboscis ( alat tusuk) nyamuk dan akan dipindahkan ke manusia pada saat nyamuk menggit.
6. Mikrofilaria didalam tubuh nyamuk hanya mengalami perubahan bentuk dan tidak berkembang biak (cyclicodevelopmental) sehingga diperlukan gigitan berulang kali utk terjadinya infeksi.
b. Tahap perkembangan dalam tubuh manusia dan hewan perantara ( hospes reservoir ) :
1. Didalam tubuh manusia St. L3 akan menuju sistem limfe dan selanjutnya tumbuh menjadi cacing dewasa jantan atau betina.
2. Melalui kopulasi, cacing betina menghasilkan mikrofilaria yg beredar dalam darah. Secara periodik seekor cacing betina akan mengeluarkan sekitar 50.000 larva setiap hari.
3. Perkembangan L3 menjadi cacing dewasa dan menghasilkan mikrofilaria W.bancrofti selama 9 bln dan B.malayi, B.timori selama 3 bulan di tubuh manusia.
4. Perkembangan seperti ini terjadi juga dalam tubuh hewan reservoar ( lutung dan kucing).

Sediaan Apus Darah Tepi

SEDIAAN APUS DARAH TEPI

Sediaan apus darah tepi adalah suatu cara yang sampai saat ini masih digunakan pada pemeriksaan di laboratorium. Prinsip pemeriksaan sediaan apus ini adalah dengan meneteskan darah lalu dipaparkan di atas objek glass,kemudian dilakukan pengecatan dan diperiksa dibawah mikroskop.
Guna pemeriksaan apusan darah:
1. Evaluasi morfologi dari sel darah tepi (eritrosit,trombosit,dan leukosit)
2. Memperkirakan jumlah leukosit dan trombosit
3. Identifikasi parasit(misal : malaria. Microfilaria, dan Trypanosoma)
Persyaratan pembuatan sediaan apus:
1. Objek glass harus bersih,kering dan bebas lemak
2. Segera dibuat setelah darah diteteskan, karena jika tidak:
- Persebaran sel tidak rata
- Leukosit akan terkumpul pada bagian tertentu
- Clumping trombosit
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat sediaan apus:
1. Sampel darah segar dari kapiler atau vena
2. Sampel darah dengan anticoagulant Na2EDTA
3. Objek glass
4. Spreader/ deck glass
5. Larutan cat (Wright, Giemza, campuran Wright-Giemza)
Cara Kerja Pembuatan SADT:
Langkah 1.
Letakkan tetes kecil darah vena/kapiler pada kaca objek glass(sebaiknya menggunakan pipet kapiler)
Langkah 2.
Dengan kaca objek yang lain/ spreader bentuklah sudut 30-45°,lalu geser hingga menyentuh tetesan darah
Langkah 3.
Tunggu tetesan darah menyebar pada spreader
Langkah 4.
Dorong spreader ke depan yang akan menghasilkan lapisan tipis darah di belakangnya
Langkah 5.
Sediaan darah hampir selesai. Kering anginkan preparat tersebut.
Langkah 6.
Hasil akhir lapisan tipis pada kaca objek. Setelah dikeringkan selama 10menit, kemudian dapat di warnai dengan pengecatan yang sesuai.
Macam-macam Pengecatan Pada SADT:
1. Pengecatan Wright
- Letakkan sediaan yang akan di cat pada rak pengecatan
- Teteskan 20 tetes cat Wright, biarkan 2 menit
- Teteskan 20 tetes buffer pH 6,4 biarkan 5-12
- Cuci dengan air mengalir,kering anginkan.

2. Pengecatan Giemza
- Letakkan sediaan yang akan di cat diatas rak pengecatan
- Teteskan methanol diatas hingga memenuhi sediaan, biarkan 5 menit
- Buang kelebihan methanol, teteskan giemza yang sudah diencerkan selama 20 menit.
- Cuci dengan air mengalir, kering anginkan.
3. Pengecatan Wright-Giemza
- Letakkan sediaan yang akan di cat diatas rak pengecatan
- Teteskan 20tetes cat Wright, biarkan 2 menit
- Buang sisa larutan cat, cuci dengan air mengalir
- Teteskan 20 tetes cat Giemza, biarkan 2 menit
- Buang sisa cat, cuci dengan air mengalir, kering anginkan
Ciri Sediaan Apusan yang Baik:
1. Sediaan tidak melebar sampai pinggir objek glass.
2. Terdapat bagian tebal dan tipis
3. Pinggir sediaan rata, tidah berlubang-lubang
4. Penyebaran leukosit rata
5. Bentuk seperti peluru
Morfologi SADT
• Dibedakan atas : kepala dan ekor
• Bagian badan dibagi beberapa zona:
Zona I : irregular, tidak teratur,berdesakan, 3%
Zona II : tipis,tidak rata,berdesakan, 14%
Zona III : tebal, bergerombol,rouleux, 45%
Zona IV: sama zona II,tipis, 18%
Zona V : even zona, tidak berdasarkan, tidak bertumpukan,regular,rata,bentuk utuh,11%
Zona VI: sangat tipis, lebih longgar dan jarang, 9%

Cara melakukan perhitungan pada sediaan apusan:
1. Pilih bagian yang akan dipakai (zona dimana eritrosit tersebar rata)
2. Mulailah menghitung sel pada pinggir atas kebawah
3. Mulailah menghitung dari bagian ekor

Pemeriksaan
1. Dengan perbesaran 10 X10
Perhatikan distribusi sel darah pada sediaan microfilaria.
2. Dengan perbesaran 40X10
Hitung jenis leukosit dan morfologi sel darah
3. Dengan perbesaran 100X10
Perhatikan terhadap parasit malaria

malaria


1. Pengertian Penyakit.

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
( protozoa ) dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Istilah malaria diambil dari dua kata dari bahasa Italia, yaitu Mal ( buruk ) dan Area ( udara ) atau udara buruk, karena dahulu banyak terdapat didaerah rawa – rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropic, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme ( Arlan prabowo 2004: 2 )

Malaria adalah penyakit protozoa yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk anopheles ( N’ach, 2003 : 207 ).

Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera, dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat yang disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium dan mudah dikenali gejala meriang ( panas dingin menggigil ) serta demam berkepanjangan
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria disebabkan oleh parasit malaria / protozoa genus plasmodium bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk anopeles betina ditandai dengan demam, muka nampak pucat dan pembesaran organ tubuh manusia, ( WHO. 1981 ).

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. ( Drs. Bambang Mursito, Apt.M.Si.2002 )

Malaria adalah penyakit yang terjadi bila eritrosit di inovasi oleh salah satu dari empat spesies parasit protozoa plasmodium ( Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15, Volume 2. 2002 ).


B. ETIOLOGI
Ada 4 jenis penyebab penyakit malaria yaitu sebagai berikut :
v Plasmodium palsifarum,yang menyebabkan malaria tropika yang dapat menimbulkan malaria otak dengan akibat penderita menjadi gila atau meninggal dunia bila tidak segera diobati,demam terjadi selam 24 jam.
v Plasmodium vivax, yang menyebabkan malaria tertiana,demam timbul teratur tiap 48 jam sekali,siang atau sore.
v Plasmodiu malriae,yang menyebabkan malria quartana,demam muncul setiap hari ke empat atau 72 jam sekali.
v Plasmodium ovale,yang menyebabkan malaria ovale.

C. TANDA DAN GEJALA
- demam, menggigil berkala disertai sakit kepala
- pucat, tidak ada napsu makan,mual,muntah
- badan terasa lemah
- limfe membengkak
- pada penderita malaria berat :
a. diare
b. kejang – kejang
c. gangguan kesadaran sampai koma




D. PENCEGAHAN

Hindari gigitan nyamuk
- tidur memakai kelambu
- menggunakan anti nyamuk bakar / semprot / lotion
- memasang kawat kasa pada lubang angin rumah dan jendela
2. Membunuh jentik nyamuk
- menimbun atau mengalirkan genangan air
- menjaga kebersihan lingkungan

F. PENGOBATAN TRADISIONAL PENYAKIT MALARIA
Ramuan I
- daun papaya setengah pelepah
- bawang putih 2 siung
- air putih 3 gelas
- garam
Cara pembuatan
Daun pepaya dsan bawang putih dumemarkan,rebus dengan garam kemudian diperas dan disaring.Cara penggunaan
Minum 3 kali ½ gelas,diulang tiap hari selama 1 minggu
Ramuan II
- daun pepaya 3 pelepah
- garam secukupnya
- air putih secukuonya
Cara pembutan
Daun papaya ditumbuk,ditanmbah air dan garam sedikit,kemudian diperas dan disaring
Cara penggunaanDiminum 2 sendok makan,untuk anak – anak 1 sendok makan

Jumat, 28 Oktober 2011

BAKTERI
ciri-ciri, struktur, perkembangbiakan, bentuk dan manfaatnya

bakteri
bakteri
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain .
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan
Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Struktur dasar sel bakteri
struktur-bakteri1
struktur-bakteri1
Struktur dasar bakteri :
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
3. Sitoplasma adalah cairan sel.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.
granula
granula
Struktur tambahan bakteri :
1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila
lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.
3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.
Berbagai macam bentuk bakteri :
1. Bakteri Kokus :
kokus
kokus
a. Monokokus
yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal
b. Diplokokus
yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
2. Bakteri Basil :
basil
basil
a. Monobasil
yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri
basil berdempetan
c. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai
3. Bakteri Spirilia :
spirilia
spirilia
a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang
b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup
c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma
Alat Gerak Bakteri
Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu
1. Monotrik : bila hanya berjumlah satu
2. Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi
3. Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
4. Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan ukuran populasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah :
1. Suhu
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi
5. Zat-zat sisa metabolisme
6. Zat kimia
Hal tersebut diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.
Cara Perkembangbiakan bakteri:
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua.
Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya.
Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
transformasi
transformasi
2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).
transduksi
transduksi
3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
konjugasi
konjugasi
Peranan Bakteri
Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
1. Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie).
2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya Acetobacter pada pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.
4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
5. Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik polimiksin B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis penghasil antibioti untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif,Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik terasiklin untuk berbagai bakteri.
6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum
7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium
8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.
Bakteri yang merugikan sebagai berikut :
1. Pembusukan makanan contohnya Clostridium botulinum
2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya Mycobacterium tuberculosis ( penyebab penyakit TBC ), Vibrio cholerae ( penyebab kolera atau muntaber ), Clostridium tetani (penyebab penyakit tetanus ) dan Mycobacterium leprae (penyebab penyakit lepra )
3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis (penyebab penyakit antraks pada sapi )
4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya Pseudomonas solanacearum (penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau) serta Agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor pada tumbuhan)
Reaksi Uji Protein







Protein merupakan biopolymer polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Protein merupakan biopolymer yang multifungsi, yaitu sebagai struktural pada sel maupun jaringan dan organ, sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai pengemban atau pembawa senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel, dan sebagai zat pengatur.
Protein juga merupakan makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada hampir semua organisme. Protein merupakan instrumen yang mengekspresikan informasi genetik.

Protein mempunyai fungsi unik bagi tubuh, antara lain
1. Menyediakan bahan-bahan yang penting peranannya untuk pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh,
2. Mengatur kelangsungan proses di dalam tubuh,
3. Memberi tenaga jika keperluannya tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak.
Ada berbagai cara dalam pengujian terhadap protein yaitu dengan reaksi uji asam amino dan reaksi uji protein. Reaksi uji asam amino sendiri terdiri dari 6 macam uji yaitu: uji millon, uji hopkins cole, uji belerang, uji xantroproteat, dan uji biuret. Sedangkan untuk uji protein, berdasarkan pada pengendapan oleh garam, pengendapan oleh logam dan alkohol. Serta uji koagulasi dan denaturasi protein.
Pada uji asam amino terdapat uji bersifat umum dan uji bersifat uji berdasakan jenis asam aminonya. Seperti halnya uji millon bersifat spesifik terhadap tirosin, uji Hopkins cole terhadap triptofan, uji belerang terhadap sistein, uji biuret bereaksi positif terhadap pembentukan senyawa kompleks Cu gugus –CO dan –NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Serta uji xantroproteat bereaksi positif untuk asam amino yang mengandung inti benzena.
Asam amino merupakan unit pembangun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein.

Struktur molekul asam amino
Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-gugusnya.
Reaksi uji asam amino:

1.
Uji Millon.
Sebanyak 5 tetes pereaksi Millon ditambahkan ke dalam 3 mL larutan protein, dipanaskan. Uji dilakukan terhadap larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, pepton 2%, dan fenol 2%.
2.
Uji Hopkins-Cole.
Sebanyak 2 mL larutan protein dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole dalam tabung reaksi. Ditambahkan 3 mL H2SO4 pekat melalui dinding tabung sehingga membentuk lapisan dari cairan. Didiamkan, setelah beberapa detik akan terbentuk cincin violet (ungu) pada pertemuan kedua lapisan cairan, apabila positif mengandung triptofan. Uji dilakukan terhadap larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, dan pepton 2%.
3.
Uji Ninhidrin
. Sebanyak 0.5 mL larutan ninhidrin 0.1% ditambahkan ke dalam 3 mL larutan protein. Dipanaskan selama 10 menit, diamati perubahan warna yang terjadi. Uji dilakukan terhadap larutan albumin 0.02%, gelatin 0.02%, kasein 0.02%, dan pepton 0.02%.
4.
Uji belerang.
Sebanyak 2 mL larutan protein ditambah 5 mL NaOH 10%, dipanaskan selama 5 menit. Kemudian ditambah 2 tetes larutan Pb-asetat 5%, pemanasan dilanjutkan, diamati warna yang terjadi. Uji dilakukan terhadap larutan albumin 0.02%, gelatin 0.02%, kasein 0.02%, dan pepton 0.02%.
5.
Uji Xanthoproteat
. Sebanyak 2 mL larutan protein ditambahkan 1 mL HNO3 pekat, dicampur, kemudian dipanaskan, diamati timbulnya warna kuning tua. Didinginkan, ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH pekat sampai larutan menjadi basa. Diamati perubahan yang terjadi. Uji dilakukan terhadap larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, pepton 2%, dan fenol 2%.
6.
Uji Biuret.
Sebanyak 3 mL larutan protein ditambah 1 mL NaOH 10% dan dikocok. Ditambahkan 1-3 tetes larutan CuSO4 0.1%. Diamati timbulnya warna.
Salah satu cara untuk mengantisipasi masalah kekurangan kalori protein yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi pangan yang beraneka ragam. Dengan konsumsi bahan pangan yang beraneka ragam, maka kekurangan zat gizi dari satu jenis zat pangan akan dilengkapi oleh gizi dari pangan lainnya. Kualitas protein dalam suatu bahan makanan dapat diketahui dengan melakukan pengujian. Salah satu metode untuk mengevaluasi nilai gizi protein adalah secara in vivo.
Pada pengendapan protein oleh logam, oleh garam, oleh alkohol, uji koagulasi dan denaturasi protein. Kedalam 3 ml albumin ditambahkan 5 tetes larutan HgCl2 2%, percobaan diulangi dengan larutan Pb-asetat 5%, dan AgNO3 5%. Sepuluh ml larutan protein dijenuhkan dengan amonium sulfat yang ditambahkan sedikit demi sedikit, kemudian diaduk hingga mencapai titik jenuh dan disaring. Lalu diuji kelarutannnya dengan ditambahkan air, untuk endapan diuji dengan pereaksi Millon dan filtrat dengan pereaksi biuret. Ditambahkan 2 tetes asam asetat 1 M ke dalam tabung yang berisi 5 ml larutan protein, kemudian tabung tersebut diletakkan dalam air mendidih selama 5 menit. Lalu diambil endapan dengan batang pengaduk, untuk endapan diuji kelarutannya dengan air , sementara endapan dengan pereaksi Millon. Disiapkan 3 tabung reaksi, tabung pertama diisi campuran sebagai berikut ; 5 ml larutan albumin, 1 ml HCl 0,1 M dan 6 ml etanol 95%. Ke dalam tabung kedua dimasukkan5 ml larutan albumin, 1 ml NaOH 0,1 M dan 6 ml etanol 95%. Ke dalam tabung ketiga 5 ml larutan albumin, 1 ml buffer asetat ph 4,7 dan 6 ml etanol 95%.
 faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri
 
Faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah penyediaaan nutrien yang sesuai untuk kultivasi bakteri, faktor fisika, dan faktor kimia. Meskipun medium yang digunakan amat beragam, namun sebagai makhluk hidup bakteri mempunyai kebutuhan dasar yang sama, yaitu meliputi air, karbon, dan mineral.

Perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Bakteri tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisi, tetapi juga menunjukkan respon yang berbeda terhadap kondisi fisik dalam lingkungannya. Faktor-faktor fisik yaitu:

Suhu
Suhu selain mempengaruhi pertumbuhan, juga mempengaruhi perbanyakan, dan daya tahan. Suhu setiap jenis bakteri bervariasi. Berdasarkan suhu pertumbuhan dibedakan menjadi :

Mesofil, terdapat pada tanah, air, dan tubuh vertebrata, suhu pertumbuhan 10-470C. Suhu pertumbuhan optimum 30-400C.
Termofil, ditemukan pada habitat yang bersuhu tinggi, pembuatan kompos, susu, tanah, dan air laut. Mampu tumbuh pada suhu 45-500C, dibedakan menjadi psikrodura yang mampu hidup dibawah 00C dan termodura yang tahan hidup pada suhu diatas 500C.
Tekanan osmosis
Suatu tekanan osmose akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan osmose lingkungan lebih besar (hipertonis) sel akan mengalami plasmolisis. Sebaliknya tekanan osmose lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel membengkak dan juga dapat mengakibatkan rusaknya sel. Olah karena itu dalam mempertahankan hidupnya, sel bakteri harus berada pada tingkat tekanan osmose yang sesuai, walaupun sel bakteri memiliki daya adaptasi, perbedaan tekanan osmose dengan lingkugannya tidak boleh terlalu besar.

Kadar air, dan
Kadar oksigen
Faktor kimia yaitu pH, setiap jenis bakteri mempunyai pH lingkungan yang optimal (Neutrofil 6.0-8.0), minimal (Asidofil 2.0-5.0), dan maksimal (Alkalofil, 8.4-9.5) dalam kegiatan fisiologisnya. Kegiatan fisiologis bakteri berguna dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan melakukan proses biokimia yang berkelanjutan. Dimana proses ini dikatalisi oleh enzim-enzim. Kemudian adanya zat kimia, dapat berupa desinfektan dan antiseptik, seperti garam-garam logam, fenol, formaldehid, alkohol, yodium, zat-zat warna, detergen/sabun, dan antibiotik.

Pertumbuhan didefiniskkan sebagai penambahan jumlah sel atau biomassa yang berurutan dan teratur seiring dengan waktu. Pertumbuhan meliputi jumlah sel, berat kering, kandungan protein, kandungan asam nukleat, dan sebagainya. Bakteri biasanya melakukan pembiakan secara aseksual atau vegetatif. Pembiakan ini berlangsung cepat, jika faktor-faktor luar menguntungkan. Pelaksanaan pembiakan yaitu dengan pembelahan diri atau divisio. Jika faktor-faktor luar menguntungkan, maka setelah terjadi pembelahan, sel-sel baru membesar sampai masing-masing menjadi sebesar sel induk.

Bakteri yang diinokulasikan dalam medium yang sesuai dan pada keadaan yang optimum bagi pertumbuhannya, maka terjadi kenaikan jumlah yang sangat tinggi dalam waktu yang relatif pendek. Pada beberapa spesies, populasi (panen sel terbanyak yang dapat diperoleh) tercapai dalam waktu 24 jam, populasinya dapat mencapai 10 sampai 15 milyar sel bakteri per mililiter. Perbanyakan ini disebabkan oleh pembelahan sel secara aseksual.

Fase pertumbuhan bakteri adalah sebagai berikut :

Fase lag adalah fase dimana bakteri beradapatasi dengan lingkungannya dan mulai bertambah sedikit demi sedikit.
Fase logaritmik adalah fase dimana pembiakan bakteri berlangsung paling cepat. Jika ingin mengadakan piaraan yang cepat tumbuh, maka bakteri dalam fase ini baik sekali untuk dijadikan inokulum.
Fase stationer adalah fase dimana jumlah bakteri yang berkembang biak sama dengan jumlah bakteri yang mengalami kematian.
Fase autolisis (kematian) adalah fase dimana jumlah bakteri yang mati semakin banyak, melebihi jumlah bakteri yang berkembang biak.
Fase kematian ditandai dengan cepat merananya koloni dan jumlah bakteri yang mati senantiasa bertambah. Keadaan ini dapat berlangsung beberapa minggu bergantung pada spesies dan keadaan medium serta faktor-faktor lingkungan. Kalau keadaan ini dibiarkan terus menerus, besar kemungkinan bakteri tidak dapat dihidupkan kembali dalam medium baru. Cara menghitung jumlah bakteri untuk membuat grafik pertumbuhan, yaitu dengan metode penuangan, penghitungan dengan mikroskop dengan menggunakan haemocytometer, dan dengan menggunakan turbidometer.

TROMBOSIT
A. KARAKTER
    1. struktur 
        - merupakan fragmen sel tanpa nukleus, yang
          berasal  dari megakariosit multinukleus dalam    
          sumsum tulang.
        - berbentuk cakram tidak beraturan
        - berukuran hampir setengah dari ukuran eritrosit
        - mengandung berbagai jenis granula
    2. masa hidup : 5 - 10 hari dari proses.
    3. jumlah normal : 
        250 ribu - 450 ribu butir/mikroliter 
    3. fungsi
        - hemostatis (penghentian pendarahan)
        - perbaikan pembuluh yang robek

2. MEKANISME HOMEOSTATIS (pembekuan darah)
    1.  Vasokontriksi
         - jika pembuluh terpotong trombosit pada sisi 
           yang rusak melepas serotonin dan tromboksan
           A2 (prostaglandin)
         - otot polos pada pembuluh darah berkontriksi
           untuk mengurangi darah yang keluar/hilang.
    2.  plug trombosit
         - trombosit membengkak dan menjadi lengket
           dan menempel pada serabut kolagen dinding 
           pembuluh darah yang rusak membentuk plug
           tombosit
         - trombosit melepas ADP untuk mengaktivasi
           trombosit lain sehingga membentuk agregasi
           trombosit untuk memperkuat plug. Jika luka
           yang terjadi hanya sedikit makan plug trom-
           bosit dapat mengentikan pendarahan, jika 
           lukanya besar maka plug trombosit dapat
           mengurangi perdarahan sampai proses pem-
           bekuan terbentuk.
      3.  Pembentukan bekuan darah.
           a. mekanisme intrinsik
               pembekuan darah dimulai dari faktor 
               eksternal pembuluh darah itu sendiri 
               1. tromboplastin
                    dilepas dari sel-sel jaringan yang
                    rusak mengaktivasi dengan bantuan
                    protombin menjadi trombin dengan 
                    bantuan ion kalsium
                2. trombin mengubah fibrinogen yang
                    dapat larut menjadi jaring-jaring fibrin 
                    yang memerangkap sel darah dan sel 
                    yang lainnya serta menutup aliran darah
                    yang melalui pembuluh yang rusak
           b. mekanisme intrinsik 
               melibatkan 13 faktor pembekuan darah yang 
               berlangsung dalam cara yang lebih sederhana.
               jika salah satu faktor diaktifasi makan kompo-
               nen yang lainnya akan teraktivasi sehingga ter
               jadilah reaksi berangkai (cascade of rection)




trombosit





AGGREGASI TROMBOSIT

ERITROSIT






1.  Karakter
     a.  bentuk bulat bikonkaf dengan lekukan pada 
          bagian tengah (diameter 7,65 mikrometer), 
          tidak memiliki nukleus.
     b.  membran sel dengan permeabilitas tinggi, 
          elastis dan fleksibel sehingga dapat menembus
          kapiler
     c.  setiap sel eritrosit mengandung 300 juta 
          molekul hemoglobin yang berfungsi ;
          -  mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin
             yang berwarna merah terang
          -  jika oksigen dilepas menjadi deoksihemoglobin
             atau hemoglobin tereduksi yang berwarna
             merah gelap atau merah kebiruan.
          -  hemoglobin berikatan dengan karbondioksida
             membentuk karbominoglobin. Hemoglobin hanya 
             digunakan sekitar 20% untuk pengangkutan CO2,
             80% lagi CO2, terlarut dalam plasma dalam  
             bentuk ion bikarbonat.




     d.  jumlah sel darah merah normal :

          -  laki-laki dewasa 4,2 - 5,5 juta sel/mm3 
          -  perempuan dewasa 3,2 - 5,2 juta sel/mm3
          -  hematokrit : prosentase volume darah total
             yang mengandung eritrosit. Ditentukan melalui
             proses sentrifugasi
          -  laju endap/sedimentasi darah kecepatan 
             pengendapan darah tanpa melalui sentrifugasi.
      e. bersirkulasi selama 120 hari
          -  sel darah merah yang rusak difagosit oleh 
             makrofag dalam limfa, hati dan sumsum tulang
             akan terurai menjadi :
             - globin : bagian protein yang akan menjadi asam
                           amino dan akan diperbaharui dalam
                           proses sintesis seluler
             - hem    : bagian yang mengandung zat besi 
                           diubah menjadi biliverdin (pigmen 
                           hijau) kemudian menjadi bilirubin 
                           pigmen kuning) yang dilepas ke dalam
                           plasma. bilirubin diserap oleh hati dan
                           disekresikan ke cairan empedu.


LEUKOSIT





1.  Karakteristik
     a. jumlah
         - dalam keadaan normal 7.000 - 9.000/mm3
         - dalam keadaan infeksi akan mengalami 
           peningkatan jumlah total
     b. fungsi
         - melindungi tubuh dari benda asing seperti
           virus dan bakteri
         - sebagian besar aktifitas leukosit berada di 
           jaringan tubuh bukan dalam aliran darah
     c. kemampuan
         - diapedesis  
           dapat menembus pori-pori kapiler masuk ke 
           jaringan
         - gerak amuboid 
           dapat bergerak seperti gerak amuba, mampu
           bergerak tiga kali lebih panjang dibanding 
           tubuhnya dalam satu menit
         - kemotaksis
           pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak
           menyebabkan leukosit bergerak mendekati
           (kemotaksis positif) atau menjauhi (kemotaksis
           negatif) 
         - fagosit
           semua leukosit adalah fagositik, tapi kemampuan 
           ini lebih  berkembang pada neutrofil dan monosit
     d. rentang kehidupan
         - setelah di produksi pada sumsum tulang leukosit 
           bertahan kurang lebih satu hari dalam sirkulasi 
           sebelum masuk ke jaringan.
         - leukosit akan tetap berada di jaringan dengan 
           rentang yang berbeda-beda bergantung kepada 
           leukositnya

2. Klasifikasi Leukosit
    Ada lima jenis leukosit dalam sirkulasi darah, 
    dibedakan berdasarkan ukuran betuk nukleus dan ada
    atau tidaknya granula sitoplasma. 
    -  Agranulosit :  leukosit yang tidak memiliki granula 
                           sitoplasma
    -  Granulosit   : leukosit yang memiliki granula 
                           sitoplasma



A.  AGRANULOSIT   B. GRANULOSIT

   a. Agranulosit
       terdiri dari 2 jenis, yaitu monosit dan limfosit 
       1. monosit
         - jumlah   : 3%-8% dari jumlah total leukosit
         - struktur  : sel darah terbesar, nukleus berbentuk
                           seperti telur atau ginjal dikelilingi
                           sitoplasma berwarna kebiruan atau
                           abu-abu pucat.
         - fungsi     : sangat fagosit dan aktif, siap bermigrasi
                           ke jaringan. Jika telah meninggalkan
                           pembuluh darah maka sela akan 
                           berubah menjadi histiosit jaringan atau
                           makrofag tetap













monosit



 
struktur monosit dan perbandingannya dengan eritrosit


        - limfosit
          - jumlah    : 30% dari jumlah total leukosit dalam
                            darah sebagian ditemukan dalam 
                            jaringan limfatik
          - umur       : mencapai beberapa tahun
          - struktur   : nukleus bulat berwarna biru gelap
          - asal         : sel-sel batang sumsum tulang merah
                             berdiferensiasi dan froliferasi dalam
                             organ lain
          - fungsi      : reaksi immunologis





limfosit






            
        b. Granulosit
         terdiri dari 3 jenis yaitu, neutrofil, eosinofil
         dan basofil dikelompokkan  berdasarkan 
         warna granula sitoplasmanya saat dilakukan
         oleh pewarna Wright 
         1.  Neutrofil
              - mencapai 60%-65% dari total leukosit
              - memiliki granula kecil  berwarna merah muda
              - nukleus 3 - 4 lobus masing-masing lobus
                dihubungkan oleh benang kromatin halus
              - bersifat fagositik dan sangat aktif, hingga
                dapat mencapai jaringan terinfeksi untung
                menyerang virus dan bakteri
   

neutrofil

               


                       








        2. Eosinofil
            - jumlah   : 1% - 3% dari jumlah total leukosit
            - struktur : memiliki granula besar dan kasar 
                              berwarna orange kemerahan, nukleus
                              berlobud dua    
            - fungsi    : (i)   fagositik lemah, jumlah meningkat 
                                    saat terjadi alergi atau infeksi oleh
                                    parasit, berkurang saat stress ber-
                                    kepanjangan.
                              (ii) detoksikasi histamin yang dihasilkan
                                    sel mast dan jaringan yang luka 
                                    saat inflamasi berlangsung
                              (iii) mengandung peroksidase dan
                                    fosfatase yaitu enzim yang me-
                                    nguraikan protein. Enzim ini
                                    mungkin terlibat dalam detok-
                                    sifikasi bakteri.
            

struktur neutrofil






            
         2. Basofil 
             - jumlah   : mencapai kurang dari 1% dari jumlah
                               total leukosit
             - struktur : - bentuk granula besar dan tidak ber-
                                 aturan dengan warna keunguan 
                                 sampai hitam.
                               - nukleus berbentu huruf S
             - fungsi    : - menghasilkan histamin untuk me-
                                 micu aliran darah ke sekitar luka.
                               - menghasilkan heparin yaitu zat
                                 antikoagulan untuk mencegah 
                                 gumpalan  darah di pembuluh.